Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menyerukan pentingnya menjaga harmoni antara ulama, habaib, dan pemerintah dalam menjaga keutuhan bangsa. Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri peringatan Haul ke-57 Guru Tua, Al-Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri, di Kompleks Alkhairaat, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (12/4).
Dalam pidatonya, Nusron menekankan bahwa tiga elemen bangsa—habaib, ulama lokal, dan pemerintah—harus terus dijaga dari segala upaya adu domba yang berpotensi memecah belah umat dan merusak persatuan.
“Hari ini kita berkumpul, hadir para menteri, gubernur, bupati, bahkan aparat penegak hukum. Ini bukan sekadar seremoni, tapi simbol bahwa kita satu. Marilah kita jaga tiga elemen utama ini,” ujarnya di hadapan ribuan jamaah yang memadati kompleks Alkhairaat.
Ia menegaskan bahwa tidak boleh ada upaya untuk mempertentangkan antara habaib dengan ulama lokal maupun dengan pemerintah. Menurutnya, semua pihak memiliki tanggung jawab moral dan spiritual dalam menjaga keharmonisan sosial dan keutuhan NKRI.
“Di mana pun ada orang saleh dan alim, pemerintah Indonesia berkepentingan untuk menjaga dan merawat mereka. Ini adalah modal sosial kita bersama untuk memperkuat persatuan bangsa,” tegas Nusron.
Peringatan Haul Guru Tua tahun ini menjadi momentum refleksi sekaligus silaturahmi besar umat Islam, khususnya para abnaul khairaat dari berbagai wilayah. Kehadiran sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas serta pejabat daerah dari berbagai provinsi, menandai besarnya penghormatan terhadap warisan perjuangan dakwah dan pendidikan Guru Tua.
Haul ke-57 Guru Tua bukan hanya menjadi ajang religius, tetapi juga wadah memperkuat kebersamaan antar elemen bangsa dalam bingkai Islam rahmatan lil ‘alamin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.