Alkhairaat Sebatik – Menteri Sosial RI Tri Rismaharini mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhairaat yang terletak di Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Ponpes ini berada di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), namun menjadi salah satu pusat pendidikan Islam di Pulau Sebatik yang dijuluki “Pulau Santri”, Sabtu (4/11)
Dalam kunjungannya, Mensos Risma menyerahkan bantuan seragam dan alat sekolah kepada 169 santri dan santriwati, serta tiga unit komputer guna menunjang proses belajar mengajar di pesantren tersebut.
Ponpes Alkhairaat sendiri berdiri di atas lahan seluas satu hektar dan memiliki fasilitas terbatas. Bangunan yang tersedia hanya mencakup sebuah masjid, dua ruang kelas, dan asrama sederhana dua lantai. Fasilitas belajar menjadi salah satu kendala utama. Banyak santri terpaksa belajar di lantai karena keterbatasan meja dan bangku. Selain itu, asrama pun dinilai tidak layak huni, hanya beralaskan tikar lusuh dan minim ventilasi.
“Kami kekurangan ruang kelas karena cuma tersedia dua. Sebagian teman saat belajar harus menulis di lantai,” ujar Syahril (14), salah satu santri asal Desa Lapri.
Menyikapi kondisi tersebut, Mensos Risma menyatakan komitmennya untuk membantu pengadaan ruang kelas baru.
“Insya Allah, usulan ruang kelas sudah kami terima dan sedang diproses pengadaannya,” kata Risma.
Ketua Komisariat Daerah Alkhairaat, Suniman Latasi, mengapresiasi langkah Kementerian Sosial. Ia menjelaskan bahwa sejak berdiri dua tahun lalu, yayasan telah menghadapi keterbatasan anggaran, terutama untuk pembangunan ruang belajar, asrama, dan pagar lingkungan.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Kami berharap bantuan ke depan bisa terus berlanjut demi menunjang pendidikan santri di daerah perbatasan ini,” ujar Suniman.
Dengan adanya perhatian dari pemerintah pusat, besar harapan Ponpes Alkhairaat dapat terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan Islam yang lebih representatif di wilayah perbatasan Indonesia.
