Ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan dalam Aksi Solidaritas Palestina yang digelar di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (21/05). Aksi damai ini sebagai bentuk kecaman terhadap agresi brutal zionis Israel yang kembali membombardir wilayah Gaza dan merusak Masjid Al-Aqsa, situs suci umat Islam.
Salah satu tokoh utama yang hadir dan menyuarakan seruan pembelaan terhadap Palestina adalah ulama kharismatik dan tokoh Alkhairaat, Habib Hasan bin Idrus Alhabsyi. Dalam orasinya, Habib Hasan menegaskan bahwa mendukung perjuangan Palestina adalah kewajiban moral dan spiritual setiap Muslim.
“Jika umat Islam diam, maka Israel akan semakin semena-mena terhadap Masjid Al-Aqsa yang saat ini dalam cengkeraman mereka,” ujar Habib Hasan lantang dari atas mobil komando di hadapan massa aksi.
Ia mengingatkan, Masjid Al-Aqsa bukan hanya simbol agama, tetapi juga bagian penting dari sejarah Islam. Sebagai kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Al-Aqsa memiliki kedudukan yang sangat mulia. Membiarkannya dirusak tanpa perlawanan, menurutnya, adalah bentuk kelalaian terhadap warisan iman dan sejarah.
“Siapa pun yang menganggap masalah Palestina hanya urusan bangsa Palestina semata, patut dipertanyakan keislamannya,” tegas Habib Hasan, disambut takbir peserta aksi.
Selain Habib Hasan, sejumlah elemen pemuda seperti Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) turut menyuarakan protes keras terhadap kekejaman Israel. Sekretaris Jenderal PP HPA, Taufik Lasenggo, dalam orasinya menyebut Israel sebagai negara biadab yang telah merusak nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan.
“Israel tidak hanya menyerang wilayah, tapi juga melarang umat Islam, khususnya rakyat Palestina, untuk menjalankan ibadah di Masjid Al-Aqsa. Ini bentuk penjajahan terhadap hak beragama,” seru Taufik.
Ia juga mengungkapkan bahwa HPA menginstruksikan seluruh pengurus wilayah (PW) dan daerah (PD) untuk mengutuk tindakan zionis Israel serta memperkuat gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan kepentingan Israel dan Amerika Serikat.
Aksi damai yang berlangsung tertib ini dimulai dari halaman Masjid Agung Palu Barat dan berakhir di depan Gedung DPRD Sulawesi Tengah, berhadapan langsung dengan Kantor Gubernur Sulteng. Selama aksi berlangsung, aparat kepolisian mengawal ketat jalannya demonstrasi untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
Sebagai bentuk simbolik dari gerakan boikot, massa aksi juga melakukan penghentian operasional salah satu gerai makanan cepat saji terafiliasi Amerika, KFC di Jalan Hasanuddin, selama tiga hari. Aksi ini membawa pesan kuat: masyarakat Palu bersatu menolak penjajahan dan berdiri teguh membela Palestina.