Pelaksanan Operasi Tinombala, operasi khusus yang berhasil memburu kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, tak hanya soal peran TNI-Polri.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, ada pula peran ormas di balik keberhasilan operasi yang dimulai pada 10 Januari 2016 lalu itu.
“Dengan Alkhairaat kami bekerja sama sebelum (operasi) Tinombala,” ujar Kapolri di Pesantren Alkhairaat, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (30/6).
Alkhairaat merupakan ormas Islam yang besar di Sulteng. Pendirinya, yakni Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang pendidikan Islam.
Kapolri mengatakan, saat tim TNI-Polri melakukan pengejaran terhadap kelompok Santoso, anggota Alkhairaat melakukan pembinaan dan pencerahan kepada masyarakat.
Hal itu dilakukan untuk menghindarkan masyarakat dari paham-paham radikal atau ajaran agama yang keliru.
Pelibatan Alkhairaat tersebut bukan tanpa alasan. Sebab Alkhairaat merupakan organisasi yang sangat besar dan salah satu yang terbesar dengan berpusat di Palu, Sulawesi Tengah.
Jauh sebelum Operasi Tinombala, Polri juga melibatkan Alkhairaat dalam penanganan konflik di Poso.
“Alkhairaat paham ada kelompok-kelompok yang memiliki idiologi yang berbeda yang rawan sehingga saat itu saya sampaikan ada dua tokoh yang waktu itu berdampingan bersama satu Ustadz Gani Isra’il almarhum, yaitu Alkhairaat di Poso dan yang terkenal Habib Saleh alias Habib rotan,” kata dia.
“Keduanya membantu juga karena perintah dari ketua utama. Tentunya saya ucapkan terima kasih kepada ketua utama dan ke depan kerja sama itu menjadi model,” sambung dia.
Sumber: Kompas