Al-Faqih Muqaddam adalah julukan yang ditujukan kepada Sayyidina Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Marbath, pendiri Tarekat Alawiyyin dan leluhur dari para keturunan Alawiyyin yang tersebar di Indonesia. Al-Faqih Muqaddam dilahirkan di Tarim, Hadramaut, Yaman Selatan, pada 574 H/1176 M.
Silsilah Al-Faqih Muqaddam
Muhammad (Al-Faqih Muqaddam) bin Ali bin Muhammad Shohib Marbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja’far As-Shodiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zaenal Abidin bin Imam Husain RA bin Imam Ali Karramallahu Wajhah (Suami dari Sayyidina Fatimah putri Rasulullah SAW.)
Pernikahan Al-Faqih Muqaddam
Al-Faqih Muqaddam menikah dengan Sayyidah Zainab binti Ahmad bin Muhammad Shohib Marbath dan dikaruniai beberapa orang anak antara lain:
1. Sayyid Alwi Al-Ghuyur
2. Sayyid Abdullah
3. Sayyid Abdurrahman
4. Sayyid Ali
5. Sayyid Ahmad
Para Guru Al-Faqih Muqaddam
1. Syech Abdullah bin Abdurrahman Ba’ubayd
2. Al-Qodhy Ahmad bin Muhammad Ba’isa
3. Imam As-Syech Ali bin Ahmad bin Salim Bamarwan
4. Imam Muhammad bin Abu Al-Hub
5. Imam Al-Hafidz Al-Mujtahid As-Sayyid Ali bin Ahmad Bajudaid
6. Imam Salim bin Basri
7. Imam Muhammad bin Ali Al-Khatib
8. Sayyid Alwi bin Muhammad Shohib Mirbath
9. Syech Sufyan Al-Yamani
10. Syech Sa’id bin Isa Al-‘Amudy, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Gelar Al-Faqih Muqaddam
Gelar ini disematkan kepada Sayyidina Muhammad Ali bin Muhammad Shohib Marbath dikarenakan keutamaan ilmu beliau, khususnya ilmu Fikih dan Tasawwuf.
Al-Faqih Muqaddam adalah pelopor sekaligus imam bagi kaum “Mutasawwifin” di Tarim, Hadramaut. Bahkan, beliau adalah orang pertama yang menyandang gelar Syech bagi kaum sufi di Hadramaut.
Dalam dunia Tasawwuf, para wali sufi mempunyai “Khirqah” yang berbeda-beda antara satu dan lainnya, serta memiliki keistimewaan masing-masing. Syech Muhyiddin ibn Al-Arabi menjelaskan dalam bukunya “Al-Futuhat” bahwa Khirqah adalah “Perlambang dari persahabatan, Ta‘addub dan Takhalluq.”
Khirqah para Wali mempunyai nilai prestise tinggi bagi masing-masing Wali yang bersangkutan, begitu pula Al-Khirqah Sayyidina Al-Faqih Muqaddam mempunyai satu nilai keistimewaan yang telah melampaui dimensi pemikiran orang-orang yang dikatakan oleh kaum Sufi sebagai “Ahli Al-Khawwash.” Khirqah yang beliau terima adalah Khirqah “Imamah Qutb Al-Kubra” yang merupakan perlambang dari “pangkat kepemimpinan tertinggi bagi para Wali dimasa itu”. Khirqah ini beliau terima dari Syech Imam Qutb Al-Kubra Syu’aib bin Abu Al-Husain At-Tilamisany Al-Maghriby (Abu Madyan).
Murid-murid Al-Faqih Muqaddam yang Terkemuka
1. Syekh Al Allamah Abdullah bin Muhammad bin Abdul Rahman Ba ‘Abbad(1)
2. Syekh Abdul Rahman bin Muhammad Ba A’bad(2)
3. Syekh Abdullah bin Ibrahim Qusyair(3)
4. Syekh Said bin Umar Bal Haf(4)
5. Syekh Ibrahim bin Yahya Ba fadhal(5)
6. Syekh Ali bin Muhammad Al Khatib(6)
7. Syekh Ahmad bin Muhammad AlKhatib(7)
8. Syekh Sa’ad bin Abdullah Akdar(8)
9. Syekh Alawi bin Al Faqih Al Muqaddam
10. Syekh Abdullah bin Alfaqih Al Muqaddam
11. Syekh Ahmad bin Al faqih Al Muqaddam
12. Syekh Abdullah bin Alawi bin Al faqih Al Muqaddam
13. Syekh Abu Bakar bin Ahmad bin Al Faqih Al Muqaddam
Al-Faqih Muqaddam teladan dalam Ilmu dan usaha yang halal
Diantara keistimewaan madrasah Al-Faqih Muqaddam adalah kompilasi antara Ilmu dan amal juga tawakkal dan menjalani sebab rizki, jikalau sebagian orang di zaman ini pengertian mereka akan gaya hidup salafu saleh salah, sebab mereka tidak tahu bagaimana kenyataan gaya hidup mereka, bagaimana mereka mencari rizki dengan cara yang halal, berarti mereka harus koreksi ulang dan melihat betul kepada Ahlu Bait di Hadhramaut bagaimana paham tasawwuf mereka berbeda dari paham-paham yang lain dalam hal ilmu dan amal.

Motto usaha yang halal dan menginfaqkan harta dijalan kebaikan adalah prinsip Ahlu bait semenjak zaman Al Muhajir(9), lantas Al-Faqih Muqaddam menanamkan prinsip ini betul-betul kepada keluarga Nabi Muhammad SAW agar mereka tidak mengaharapkan kepada orang lain, Sayyid Shaleh Al-Hamid dalam kitab Tarikh Hadhramaut mengatakan: para nenek moyang kami, para pemegang madzhab Tasawwuf, tidak seperti yang dikira oleh sebagian orang dalam hal tidak mau berusaha untuk mencari rizki, dan tidak memperhatikan keluarga tapi mereka kebalikan itu semua, karena tasawwuf dalam paham mereka tidak pernah melarang untuk memenuhi lembah-lembah mereka dengan lahan pertanian dan menanaminya dengan korma sampai-sampai pada saat itu lembah Hadhramaut bak surga dunia, diriwaatkan dari sebagaian ahli sejarah yang terpercaya bahwa Al-Faqih Muqaddam adalah teladan terbaik dalam hal ini, dulu beliau memenuhi 360 kendil dengan korma-korma kualitas tinggi selain yang di konsumsi pada saat masih berupa ruthab (korma muda).
Korma-korma ini diinfaqkan kepada para fuqara dan orang-orang yang membutuhkan, beliau bersedekah dari lebihan korma-korma tersebut setiap hari sepanjang hitungan hari-hari dalam satu tahun.
Sayyid Saleh mengatakan dalam kitabnya Tarikh Hadhramaut, kedermawanan Al-Faqih tidak diragukan lagi, beliau memuliakan orang datang dan pergi, beliau mengungguli para pendahulunya dalam kedermawanan, dan menjadikan orang-orang yang butuh selalu didepan beliau, rumah beliau selalu dibangun, dan merupakan halaman orang-orang yang tak punya, juga tempat kembali para fakir miskin, anak yatim dan janda-janda, dan tempat tujuan orang-orang yang butuh.
Sayyid Muhammad bin Ahmad Al Syathiri mengatakan dalam kitab Al-Adwar, disebutkan dalam referensi-referensi lain bahwa Al-Faqih Muqaddam meninggal pada tahun 653, dulu usaha beliau adalah mengumpulkan korma setelah dikembangkan dan disedekahkan yang jumlah nya mencapai 120.000 ritl (satuan takaran) pertahun, cucu beliau Al Imam Abdullah bin Alawi bin Al-Faqih lahan pertanian dan korma yang tak terhitung, semua nya tidak disimpan kecuali sedikit karena diantara partner kerjanya ada dari kalangan orang-orang yang butuh dan faqir, Saiyyid Umar bin Muhammad Alawi mengumpulkan setiap bulan 30 min daging kambing dan satu min sama dengan 28 ratl, wakaf beliau untuk masjid Ba Alawi di Tarim mencapai 90.000 dinar emas yang berupa lahan, kebun korma dan sumur-sumur.
Meskipun Al-Faqih terkenal dengan kedermawanannya seperti tersebut diatas tapi sikap beliau tetap tawadhu da khmul (tidak ingin di ketahui orang), sampai-sampai beiau dulu membawa ikan di lengan beliau untuk keluarganya karena rasa tawadhu beliau, bila datang tamu beliau suguhkan kepadanya sekendil korma untuk dikonsumsi dan agar mengambil barakah dari tangan-tangan orang-orang islam.
Keluarga Al-Faqih Muqaddam
Pendidikan keluarga dalam tasawwuf termasuk dasar kehidupan berkeluarga, juga landasan arah individunya, ahlu bait (keluarga nabi) sangat memperthatikan pendidikan dalam rumah tangga, dari sinilah muncul para imam dan wanita-wanita salihah, buku-buku biografi banyak mengulas seputar masalah pendidikan ini, tidak heran bila dalam suatu komunitas semua keluarga mempraktikkan pendidikan ini dalam lingkupnya akan tumbuh rasa kerjasama dan saling menutupi antar individu dalam komunitas tersebut, maka dari itu dikatakan Tarim adalah guru bagi orang yang tak berguru, hal ini menunjukkan efek pendidikan keluarga dalam kehidupan sosial, Al-Faqih semasa hidupnya adalah suri tauladan bagi para pendidik, dengan arahan dan perhatiannya komunitas hadhramaut berjalan dengan meniti teladan Nabi Muhammad SAW, tidak ketinggalan keluarga dan kerabatnya, istri Al-Faqih, Saiyyidah Zainab putri paman beliau Ahmad adalah orang yang paling banyak menerima didikan Al-Faqih baik yang secara umum ataupun yang khusus, beliau di juluki ibu kaum miskin, sebagaimana istri nabi Muhammad SAW Zainab dijuluki dengan julukan serupa, disamping karena beliau juga sangat sering bersedekah kepada kaum fuqara dan masakin.
Bahkan beliau sepeninggal Al-Faqih terpilih untuk menjadi orang yang melakukan aktifitas-aktifitas yang dulu dilakukan oleh Al-Faqih, Al-Faqih lah yang memilih beliau di derajat ini sebab keteguhan tekad beliau dan kesiapan serta kehandalan beliau, setelah para murid Al-Faqih berbondong-bondong ke beliau untuk meminta petunjuk, meminta pendapat, atau bertabarruk, beliau menganggarkan pengeluaran Ribath (pondok pesantren) yang dibangun oleh suaminya, juga sangat perhatian dalam hal pendidikan putra-putri Al-Faqih semasa hidup beliau, menyuruh meka untuk selalu melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, dan menununjukkan kepada mereka hal-hal yang bermanfaat bagi agama dan dunia mereka, juga menyuruh mereka sholat dimasjid serta menemani ayah mereka disetiap majelis ta’lim.
Sebab pendidikan yang mulia ini putra-putri Al-Faqih Muqaddam sangat konsisten dan berbudipekerti luhur, putra sulung beliau Alawi, mecapai derajat yang sangat tinggi dalam hal hidayah (memperoleh petunjuk dati Allah) dan peneladan, demikian juga putra Al Faqih yang lainnya, Abdullah dan Ahmad, semuanya menikah semasa hidup ayah mereka dan dikaruniai putra-putri yang menjadi pelipur kakek mereka, Syekh Abdullah dikarunia Abdullah dan Ali, Syekh Abdullah dikeruniai Muhammad dan Fathimah, Syekh Ahmad dikaruniai Abu Bakar, Alawi dan Umar, semuanya selalu mengikuti ayah-ayah mereka ke masjid dan tempat-tempat taat, sampai mereka dijuluki merpati-merpati masjid.
Pengaruh Al-Faqih Muqaddam
Al-Faqih Muqaddam telah berhasil membangun di Hadhramaut menara pendidikan dan ilmu dengan bangunan yang kokoh diatas pondasi tulus karena Allah dan usaha untuk memperbaiki manusia dan kehidupan agama dan dunianya, ini adalah pengaruh terbesar Al-Faqih yang bisa dirasakan oleh peradaban manusia, sebab Hadhramaut sejak saat itu mengalami banyak perubahan dari segi cara berfikir, methode hidup Bani Alawi serasa mendarah daging dengan tujuannya yang tersendiri, hal ini tampak pada etika yang diterapkan oleh keluarga dari istri dan anak-anak, murid-murid, dan para pengikut Al-Faqih. Beliau juga meninggalkan sebuah pesantren yang berperan penting dalam komunitas Hadhramaut yang didalamnya dipelajari methode hidup beliau, hal lain yang merupakan peninggalan beliau adalah lahan pertanian yang dipenuhi dengan pohon korma yang mana sebagian manfaatnya disalurkan untuk kemaslahatan umum.
Adapun peninggalan beliau yang berupa karangan, sampai saat ini belum diketahui kecuali apa yang disebutkan oleh Saiyyid Muhammad bin Ahmad Al Syatiri dalam Al Adwar yang redaksinya:
Dan beliau memiliki karangan-karangan lain tentang Tasawwuf dan ilmu hakikat, juga koreksi dan kanter yang beliau ekspresikan untuk ulama-ulama semasa beliau. Lalu ditambahkan, kitab-kitab beliau jarang ditemui.
Diantara peninggalan doa dan zikir yang banyak ditulis dalam kitab-kitab Doa:
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم انقلنا و المسلمين من الشقاوة إلى السعادة, و من النار إلى الجنة, و من العذاب إلى الرحمة, و من الذنوب إلى المغفرة, و من الإساءة إلى الإحسان, و من الخوف إلى الأمان, و من الفقر إلى الغنى, و من الذل إلى العز, و من الإهانة إلى الكرامة, و من الضيق إلى السعة, و من الشر إلى الخير, و من العسر إلى اليسر, ومن الإدبار لإلى الإقبال, ومن السقم إلى الصحة, و من السخط إلى الرضا, و من الغفلة إلى العبادة, و من الفترة إلى الاجتهاد, و من الخذلان إلى التوفيق, و من البدعة إلى السنة, و من الجور إلى العدل.
اللهم أعنا على ديننا بالدنيا, و على الدنيا بالتقوى, و على التقوى بالعمل, و على العمل بالتوفيق, و على جميع ذلك بلطفك المفضي إلى رضاك, المنهي إلى رضاك, المنهي إلى جنتك, المصحوب ذلك بالنظر وجهك الكريم.
يا ألله (3), يا رباه (3), يا غوثاه(3), يأ أكرم الأكرمين, يا رحمن يا رحيم, يا ذالجلال و الإكرام, يا ذا المواهب العظام, أستغفر الله العظيمالذي لا لإله إلا هو الحي القيوم و أتوب إليه.
اللهم أسألك التوفيق لمحابك من الأعمال, و صدق التوكل عليك, و حسن الظن بك, و الغنية عمن سواك. إلهي يا لطيف, يا رزاق يا ودود, يا قوي يا متين : أسألك تألها بك, و استغراقا فيك, و لطيفا شاملا من لدنك, و رزقا واسعا هنيئا مريئا, و سنا طويلا, و عملا صالحا في الإيمان و اليقين, و ملازمة في الحق والدين, و عزا و شرفا يبقى و يتأبد, لايشوبه تكبر و عتو ز لا فساد, إنك سميع قريب.
و صلى الله على سيدنا محمد و آله و صحبه و سلم و الحمد لله رب العالمين.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya..Allah pindahkan kami dari kesengsaraan menuju ke kebahagiaan, dari neraka menuju ke surga, dari adzab menuju kasih sayang, dari dosa ke ampunan, dari perbuatan jelek ke perbuatan baik, dari rasa takut ke rasa aman, dari kefakiran menuju kekayaan, dari kerendahan ke ketinggianan, dari kehinaan ke kemulyaan, dari kesempitan ke keluasan, dari kesusahan menju kemudahan, dari kemunduruan menuju ke kemajuan, dari sakit menuju sehat, dari marah menjadi ridla, dari lalai meuju ibadah, dari kevakuman menuju ke kedisiplinan, dari terlupakan menjadi ditepatkan, dari bid’ah menuju jalan sunnah, dari kelaliman menuju keadilan.
Ya..Allah bantulah kami dalam agama kami dengan dunia, dan dalam keduniaan kami dengan ketakwaan, dan dalam ketakwaan kami dengan beramal, dan dalam amalan kami dengan penepatan, dalam semua hal tersebut dengan kelembutan-Mu yang mengarah ke ridla-Mu, yang berakhir di surga-Mu, yang hal itu akan disertai dengan melihat dzat-Mu Yang Mulia.
Ya Allah (3) Ya Rabbahu (3) Ya Ghauthaahu (3) wahai Dzat Yang Maha Mulia, Wahai Dzat Yang Maha pengasih, wahai Dzat Yang Maha Penyayang, Wahai Dzat pemilik Ketinggian dan Kemulyaan, wahai Dzat Yang Memiliki Wibawa Tinggi, saya memohon ampun dari Allah Yang Maha Besar, Yang tiada Tuhan selain-Nya, Yang Maha Hidup Yang Ada dengan sendiri-Nya, saya bertaubat kepada-Mu.
Ya Allah saya mohon kepada Mu petunjuk untuk beramal untukMu, dan mohon anaugrah tawakkal yang sebenarnya, husnu dhan kepada Mu, tidak butuh selain kepada Mu, Tuhanku, Dzat Yang Maha Halus, Dzat Pemberi Rizki, Dzat Yang Maha Menyinta, Dzat Yang Maha Kuat, Dzat Yang Maha kuat, saya mohon kepadaMu penyembahan kepada-Mu, lindungan dalam peluk erat-Mu, lembut kasih sayang-Mu, rizki yang luas yang melegakan, usia yang panjang, amal saleh dalam keimanan dan keyakinan, selalu berhubungan dengan kebenaran dan agama, kemulyaan yang abadi, yang tidak dikotori dengan kesombongan, kedholiman, dan kerusakan, sungguh Engkau Maha Mendengar dan Dekat.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kehadirat Nabi Muhammad SAW, Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta.
Kehidupan Al-Faqih Muqaddam semenjak beliau mengajak untuk hanya butuh kepada Allah semata berjalan mulus menuju ke keberhasilan dan membuahkan hasil, beliau memulai dari pembenahan manusia dari akhlaq dan budi pekerti dengan menjelaskan batasan-batasan etika dalam islam, lantas semakin meluas hingga semua kalangan baik yang pro maupun yang kontra ridla dengan nasehat-nasehat Al-Faqih karena merasakan dalam pesan-pesan tersebut terdapat keikhlasan, ketulusan dan keinginan untuk menghidupkan hati. Al-Faqih menekuni usahanya sampai pada akhirnya Allah menakdirkan hidupnya methode hidup yang beliau tanamkan melalui murid-murid beliau.
Ketika beliau mencapai usia lanjut haal membawa beliau lepas dari lingkungan disekitarnya hanyut dalam alam khusus yang terkenal dalam ilmu tasawwuf dengan istilah Al Ishtilam(10), sebelum meninggal beliau mengalami kondisi ini selama seratus hari penuh, tidak makan dan tidak minum, dari lisan beliau terdengar ungkapan-ungkapan asing dan penilaian-penilaian aneh tentang kondisi manusia, dan hal-hal yang akan terjadi dalam kehidupan tanpa disengaja oleh beliau.
Ketika dirasa kondisi ini berjalan lama kepada beliau karena kasian kepada beliau salah seorang keluarganya memberikan susu kepada beliau lantas beliau berkata : kalian sudah bosan dengan ku, lalu beliau meninggal dunia pada malam jum’at bulan Dzul hijjah 653 H.

Catatan:
(1) Biografinya diulas di kitab Thabaqatul Khawwas, diantara redaksinya :
Termasuk guru besar di Hadhramaut yang paling terkenal, pernah berrekanan dengan Syarif Muhammad bin Ali Ba Alawi dan banyak menimba ilmu darinya, sangat dicintai oleh Al-Faqih Muqaddam, kemudian pindah dan berekanan dengan Syekh Ahmad bin Abi Al Ja’d belajar dan mengambil faidah dari nya, kemudian bertemu dengan Syekh Abu Al Ghaith bin Jumail dan lainnya dan mengambil ilmu dari mereka.
Beliau sangat terkenal dihadhramaut sampai orang-orang dari luar pun datang kepada beliau diceritakan suatu hari beliau ingin berziarah ken makam Nabi Hud as. Saat itu mengiringi beliau sekitar 1500 orang, beliau memiliki nasihat-nasihat indah tentang tasawwuf, surat-surat kepada para sahabatnya dengan bahasa dan isi yang indah, karamah dan haal beliau sangat tampak, beliau sangat membenci dan mencela hal keduniaan, beliau melarang untuk berihtiba-a (kebiasaan orang hadhramaut ketika duduk dalam waktu lama menmngkatkan sehalai kain yang menyatukan bagian kaki dari lutut kebawah dengan bagian punggung) ketika dikumandangkan azan sebab azan adalah panggilan untuk melaksanakan perintah Allah maka harus segera beranjak untuk melaksanakannya bukan duduk-duduk, beliau jika ingin mengingatkan seseorang yang salah dengan cara menambah wiridan kepadanya.
Meninggal pada tahun 687 dimakamkan di Syibam, desa diasan terkenal anak cucunya terkenal dengan Al Ba A’bad.
Dalam kitab Al Tiryaq disebutkan Al-Faqih Muqaddam sangat mencintai Syekh Abdullah dan mengatakan, seandainya ada pernik dari Syekh Abdullah maka tidak akan menyakitiku, karena saking cinta beliau dan bagusnya pendidikannya.
(2) Abdul Rahman Ba’abad saudara Syekh Abdullah dan temannya dalam menuntut ilmu dari Al-Faqih Muqaddam, beliau betul-betul meneladani gurunya dan mencintainya sampai mencapai derajat itu.
(3) Abdullah bin Ibrahim Ba Qusyair termasuk ulama besar di Hadhramaut, terkenal sebagai diantara orang yang kental dengan Al Faqih Al Muqaddam dan belajar banyak dari nya. Syekh Abdullah bin Asa’ad Al Yafi’ie ketika menziarahi makamnya, almarhum adalah pembawa panji dihari kiamat kelak, Allah dan para Malaikat akan membanggakan beliau, almarhum diwajanya terdapat putih wajah nabi Muhammad SAW, beliau sangat menghormati dan menyayangi Ahlu Bait Nabi SAW, sebab kemulyaaan dan nasab mereka.
(4) Syekh Said bin Umar Bal Haf termasuk murid Al-Faqih Muqaddam yang terbesar, dan yang paling banyak belajar dari beliau sampai mencapai derajat tinggi dan haal beliau sangat erat dengan haal gurunya sampai melihat haal gurunya dalam bentuk dan tingkatan yang sangat tinggi. (Al Tiryaq)
(5) Beliau termasuk salah saru murid Al-Faqih yang terdekat dengan beliau, hidup dan meninggal di Tarim, guru besar yang terkenal dengan ketaatannnya kepada Allah SWT serta zuhud, wara’, dan Tawadhu’, menghabiskan kehidupan beliau untuk mengajar, sangat sabar dalam menhadapi kerasnya kehidupan, beliau juga terkenal sangat mencintai keluarga Nabi SAW dan meneladani mereka.
(6) Termasuk ulama dan ahli fiqh di Tarim sebab kuatnya hubungan beliau dengan gurunya Al-Faqih Muqaddam, usianya habis untuk menyebarkan ilmu di masjid-masjid dan majelis taklim di Tarim, beliau menghabiskan waktu untuk mengajar fiqih, hadist, dan Tasawwuf .
(7) Termasuk maha guru yang terpandang, dilahirkan dan terdidik di Tarim, beliau paling banyak mengambil ilmu dari Al-Faqih Muqaddam, sepeninggal Al-Faqih beliau menghabiskan waktunya untuk mengajar di masjid-masjid dan majelis taklim di Tarim, sampai akhirnya beliau meninggal dan dimakamkan di sana.
(8) Beliau termasuk guru besar yang terkenal diseluruh Tarim dan sekitarnya, Syekh Yasin dan Syekh Ahmad putra Syekh Salim bin Akdar yang terbunuh pada fitnah Al Zanjily tahun 576 adalah dari keluarga ini, Syekh Sa’ad mulai kecil terdidik untuk selalu berjuang sekuat tenaga dalam menuntut ilmu dan belajar Thariqah dari gurunya Al-Faqih Muqaddam, sampai mengungguli teman-temannya dalam keilmuan, ketaatan, dan wirid, profesi beliau adalah penjahit, beliau selalu berdzikir pada tiap gerakan jarum jahitnya, suatu hari beliau menjahit gamis setelah selesai beliau teringat bahwa beliau ketika menjahit suatu bagian tidak berdzikir kepada Allah. Lalu jahitannya dilepas lagi dan dijahit lagi dan pada setiap jahitannya beliau berdzikir kepada Allah. Beliau meninggal pada tahun 771.
(9) Al Muhajir berhijrah dari Iraq membawa bekal emas yang sangat banyak, ketika sampai di Hadhramaut beliau membeli rumah di Doan lantas di hibahkan ke budaknya, lantas beli lagi yang lainnya lalu dihibahkan juga kepada yang lain lagi demikian hal ini terjadi terus.
(10) Suatu kondisi dimana seseorang kehilangan inderanya, hanyut dalam suasana ruhiyah sebab zikir yang banyak, berfikir jauh ketika memahami kitab Allah ketika membacanya.